Kegagalan masyarakat kafir Quraisy dalam membujuk Nabi Muhammad saw. untuk meninggalkan dakwahnya justru memperkuat posisi umat Islam di kota Mekkah. Menguatnya posisi umat Islam, memperkeras reaksi kaum kafir Quraisy. Mereka mencoba menempuh cara-cara baru, yaitu melumpuhkan kekuatan Nabi Muhammad saw. yang bersandar pada perlindungan keluarga Bani Hasyim.
Dengan demikian, untuk melumpuhkan kaum muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad saw. mereka harus melumpuhkan Bani Hasyim terlebih dahulu secara keseluruhan. Caranya adalah memboikot mereka dengan memutuskan segala bentuk hubungan dengan Bani Hasyim. Tidak seorang penduduk Mekkah pun yang diperkenankan melakukan hubungan jual beli dengan Bani Hasyim. Persetujuan itu dibuat dalam bentuk piagam dan ditandatangani bersama serta disimpan di dalam Kabah. Dengan pemboikotan ini, seluruh umat Islam terkepung di lembah pegunungan dan terputus dari berbagai komunikasi dengan dunia luar. Pemboikotan ini berlangsung selama lebih kurang 3 tahun yang dimulai pada bulan Muharram tahun ke-7 kenabian dan bertepatan dengan tahun 616 M.
Isi piagam pemboikotan itu antara lain adalah:
- Mereka tidak akan menikahi orang-orang Islam.
- Mereka tidak akan menerima permintaan nikah dari orang-orang Islam.
- Mereka tidak akan berjual beli apa saja dengan orang-orang Islam.
- Mereka tidak akan berbicara dan tidak akan menengok orang-orang Islam yang sakit.
- Mereka tidak akan menerima permintaan damai dengan orang-orang Islam sehingga mereka menyerahkan Nabi Muhammad saw. untuk dibunuh.
Illustration from image google |
Akibat pemboikotan tersebut, Bani Hasyim menderita kelaparan, kemiskinan, kesengsaraan yang tiada bandingnya saat itu. Pemboikotan itu baru berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sungguh suatu tindakan yang sangat keterlaluan. Di antara mereka adalah Zubair bin Umayah, Hisyam bin Amr, Muth'im bin Adi, Abu Bakhtari bin Hisyam, dan Zama'ah bin Aswad. Mereka merasa iba dengan penderitaan yang dialami Bani Hasyim dan umat Islam. Akhirnya mereka merobek isi piagam tersebut dan mengenyahkannya.
Dari penjelasan tersebut di atas, ada hal penting yang dapat kita ambil hikmahnya, yaitu memperjuangkan kebenaran akan mendapat ridho Allah dan akan memperoleh kemenangan. Tetapi tentu saja perjuangan tersebut harus disertai doa dan kesabaran. Karena hanya dengan cara-cara seperti itu, apapun hambatan, ancaman, dan tantangan yang menghadang di depan perjuangan akan dapat diatasi. Kalau kita tidak bisa mengatasinya sendiri, pasti ada orang yang mau peduli dan membantu perjuangan tersebut.
*) Dari berbagai sumber
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
0 comments:
Posting Komentar