Setiap
manusia di dunia ini dilahirkan dalam keadaan lemah tak berdaya, tanpa membawa
sesuatu apapun, hal pertama yang mampu mereka lakukan hanyalah menangis. Allah
berfirman dalam surat An-Nahl ayat 78.
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا
وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُون
“Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Dari ayat di atas, meskipun Allah telah menjelaskan bahwa kita sebagai
manusia dilahirkan dalam keadaan yang lemah namun kita masih harus bersyukur.
Kita harus bersyukur karena Allah membingkai kelemahan kita tersebut dengan karunia
penglihatan, pendengaran dan juga hati, lalu bagaimana cara kita bersyukur atas
segala karunia tersebut?
Allah menciptakan manusia
sebagai khalifah di muka bumi, manusia diberi amanah untuk menjaga bumi Allah
yang maha luas ini. Untuk mampu menjalankan amanah kita sebagai khalifah, kita
sebagai manusia yang lemah harus mempunyai usaha yang maksimal untuk menggunakan
akal kita untuk berfikir, dengan menggunakan akal kita untuk berfikir kita akan
mampu memahami tugas-tugas yang Allah amanahkan kepada kita. Hal ini juga
termasuk salah satu cara kita mensyukuri nikmat dan anugrah yang telah Allah
berikan kepada kita.
Di dalam tafsir Jalalain dijelaskan bahwa yang dimaksud amanah yang
diembankan kepada manusia adalah berupa agama, itu artinya Allah memberi amanah
kepada manusia untuk menjaga dan menegakkan agamaNya. Kita tidak akan mampu
menjaga dan menegakkan agama Allah tanpa mengetahui ilmu-ilmuNya dan hal itu
tidak akan tercapai tanpa usaha membaca dan memahami. Ilmu-ilmu yang Allah miliki begitu banyak, dan manusia hanya diberi sedikit
dari ilmu Allah tersebut, namun kita harus berusaha untuk memahami yang sedikit
tersebut dengan maksimal. Dalam Q.S Al-Isra’ ayat 85 Allah berfirman :
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا
أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah:
"Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit".
Ilmu-ilmu Allah yang begitu banyak tersebut tidak akan
mampu kita kuasai tanpa membaca. Wahyu yang pertama kali Allah turunkan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui perantara Jibril adalah perintah untuk membaca, yaitu
surat al-Alaq ayat 1-5.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ
مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
(4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”
Allah menjadikan membaca sebagai perintah pertama
kepada Nabi Muhammad S.A.W karena membaca merupakan suatu hal yang sangat
penting dan Allah memberi perhatian lebih terhadap kegiatan membaca tersebut. Membaca
adalah pintu utama untuk menguasai ilmu-ilmu Allah yang bertebaran di bumi ini,
dengan membaca wawasan kita akan keagungan, kekuasaan, dan ilmu-ilmu Allah akan
semakin luas, sehingga kita akan semakin mengenal sang pencipta yang begitu hebat
itu. Jika kita sudah mengenaliNya maka kita akan semakin mudah untuk jatuh
cinta kepada Allah. Seseorang yang telah mencintai akan selalu berusaha untuk
memberikan yang terbaik dan melakukan apapun untuk yang dicintainya, begitu
juga dengan perintah dan larangan yang Allah telah atur.
MencintaiNya
berarti melakukan apapun untuk mendapat ridhaNya, begitu juga dengan kegiatan
belajar mengajar yang kita lakukan selama ini. Sudah seharusnya kita menjadikan
Allah sebagai tujuan kita dalam mencari ilmu, bukan untuk menjadikan ijazah
sebagai tujuan utama, dengan menjadikan Allah sebagai tujuan utama kita, kita
akan memiliki kesadaran untuk memanfaatkan ilmu yang sudah kita dapat untuk kebaikan
dan kemaslahatan orang lain.
Saat
ini banyak kita temukan para sarjana dengan gelar yang tinggi namun belum mampu
memberi banyak manfaat untuk bangsa dan negara. Mereka yang terkadang menimbulkan
masalah-masalah baru untuk bangsa ini. Korupsi merajalela, semua ini karena
hati mereka kosong dari ketakutannya kepada Allah dan juga kesadaran mereka
untuk mengamalkan ilmu yang seharusnya bermanfaat untuk orang lain.
Kegiatan
membaca sudah seharusnya dibiasakan sejak kecil karena sesuatu yang dibiasakan
sejak kecil akan membekas hingga ia dewasa nanti. Tradisi membaca akan semakin
meningkatkan kuwalitas suatu bangsa, karena kemajuan teknologi suatu bangsa
dapat dicapai dengan semangat membaca dan meneliti, namun membaca tanpa
diiringi dengan pemahaman yang kuat tentang agama hanya akan menciptakan kemajuan tekknologi tanpa
kebahagiaan dan kepuasan jiwa.
Ilmu-ilmu
yang kita baca dan kita pelajari sudah seharusnya menjadi sarana kita untuk
lebih mencintai Allah dan taat kepada Allah. Banyak orang di Barat menjadi
muallaf karena kekagumannya pada Allah dan Al-Qur’anNya. Para muallaf tersebut
rata-rata adalah ilmuwan dan orang-orang pandai yang mau mengoptimalkan anugrah
Allah untuk mengenal dan mencintainya, dengan begitu Islam akan semakin dikenal
dan kejayaan Islam pasti akan tercapai. Aaamiin.
Begitu
pentingnya perintah membaca ini hingga Allah mengulangi perintah itu hingga dua
kali di dalam satu surat tersebut, maka mari kita mulai berusaha membiasakan
diri kita terutama untuk membaca, karena dengan tradisi membaca kita akan
semakin mengenal Allah dan perintah-perintahNya kepada kita sebagai seorang
khalifah sehingga kita akan mampu melaksanakan amanah Allah dengan
sebaik-baiknya.
wallahu 'alam.
Oleh: Dzakia Rifqi Amalia
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين