“Galau”
satu kata yang saat ini tengah tenar di kalangan masyarakat khususnya kawula muda, namun anak-anak dan orang tua
pun tak mau ketinggalan. Saat ini galau menjadi suatu penyakit yang tak lagi
asing, seseorang yang sedang galau mereka cenderung merasa resah, bimbang dan
cemas. Kebanyakan penyakit ini muncul karena manusia semakin jauh dari Allah,
mereka lupa bahwa Allah Maha Mendengar keluh kesah manusia, mereka lupa bahwa
Allah akan selalu ada jika hambaNya menyebutNya, dan pada satu titik terjauh
seorang hamba dengan Allah ia bisa melakukan apapun yang tanpa mereka sadari.
Jangan
pernah merasa sendiri, karena pada saat kita sendiripun ada Allah disamping
kita, ada Allah yang akan selalu membimbing kita. Bahkan disaat tiada lagi
pundak yang dapat kita jadikan untuk bersandar dikala sedih melanda, masih ada
lantai untuk kita dapat bersujud bersimpuh memohon kepadaNya. Mengapa saat ini
banyak manusia melupakan Tuhannya?, padahal Allah telah memerintahkan manusia
untuk berdo’a dan meminta kepadaNya. Ada seorang sahabat yang bertanya kepada
Rasulullah. “Wahai Rasul apakah Tuhan kami dekat sehingga kami membisikiya?
Atau Ia jauh sehingga kami menyeruNya?”. Kemudia turunlah surat Al-Baqarah ayat
186 yang berbunyi
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah dekat dengan hamba-hambaNya
dan Ia senantiasa mengawasi apa yang mereka lakukan. Bisa saja seseorang
bersembunyi dari orang lain, akan tetapi ia tidak akn bisa bersembunyi dari
Allah, karena tidak akan ada tempat bersembunyi yang paling aman dari Allah. Ia
tahu dan melihat apapun yang mereka lakukan.
Poin
lain yang dapat kita ambil dari ayat tersebut adalah jika kita sebagai seorang
manusia memohon kepada Allah pasti Allah akan mengabulkannya, karena Allah tidak
akan pernah mengingkari janji-janjiNya. Lalu kenapa ada do’a-do’a yang tidak
terkabul? Ada beberapa sebab yang membuat do’a-do’a kita tidak dikabulkan oleh
Allah.
1. Tidak memenuhi syarat-syarat dikabulkannya do’a, antara lain:
Beriman, masih dalam ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa Ia akan
mengabulkan do’a hambaNya yang beriman kepadaNya. Yaitu meyakini bahwa hanya
Allah lah yang mampu mengabulkan segala pintanya.
Tanpa perantara, berdo’a dan meminta kepada Allah tidak perlu menggunakan
perantara seperti batu, keris, dan jimat-jimat lainnya, karena Allah senantiasa
mendengar apapun yang kita ucapkan, bahkan apa yang masih tersimpan dalam hati
kita.
Disertai usaha, seseorang yang ingin kaya dan memiliki uang yang banyak
tidak akan tercapai keinginannya tersebut tanpa bekerja keras. Jadi seseorang
yang hanya mengandalkan do’a tanpa usaha ia tidak akan mendapatkan apa yang ia
inginkan.
Banyak istigfar, salah satu tidak dikabulkannya do’a adalah karena dosa dan
maksiat yang kita lakukan, maka kita harus memperbanyak istigfar dan memohon
ampun kepada Allah atas segala dosa yang kita perbuat
2.Allah akan memberi yang lebih baik.
Terkadang Allah tidak
memberikan semua yang manusia inginkan, namun kita harus selalu yakin bahwa
Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Apa yang
menurut ukuran manusia itu baik belum tentu baik juga di mata Allah dan
sebaliknya, apa yang baik menurut Allah belum tentu manusia menyukainya. Jadi
mungkin saja Allah memiliki rencana lain yang lebih indah dari apa yang kita
mohon kepadaNya.
3.Menangguhkan di akhirat.
Manusia tidak pernah tahu apa
yang tengah dilukiskan Allah di atas kanvas hidup manusia. Tak selamanya apa yang kita minta akan Allah
kabulkan di dunia, bisa jadi Allah mengguhkannya di akhirat kelak.
Nah itu tadi beberapa hal yang
dapat membuat do’a-doa’ dan harapan kita kepada Allah tidak terijabahi, maka
mari selalu memperbaiki diri dan tetap tanamkan keyakinan pada Allah bahwa Ia
satu-satunya yang maha mengijabahi.
Oleh: Dzakia Rifqi Amalia
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين