Tempat Terindah Untuk Berdo’a


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


            Dalam artikel sebelumnya telah diulas tentang kewajiban berdo’a serta sebab-sebab tidak dikabulkannya do’a, kali ini kita akan membahas tentang adab berdo’a dan waktu yang paling terijabahi untuk berdo’a.

            Setiap orang pasti memiliki masalah, tidak ada seorangpun di dunia ini yang terlepas dari masalah. Cara menanggapi masalah yang tengah mereka hadapipun bermacam-macam. Ada di antara manusia yang bercerita kepada kawan atau keluarga dekatnya dan ada pula yang memendamnya sendiri.

Teknologi yang serba canggih saat ini membuat para penggemar social media lebih senang menumpahkan keluh kesahnya pada akun-akun yang mereka miliki, seperti facebook, twitter dan sebagainya, meski tidak semua pemilik akun social media melakukan hal demikian. Berdo’a adalah salah satu alat komunikasi kita dengan Sang Pencipta, seharusnya saat-saat itu menjadi momen yang paling romantis antara hamba dan penciptanya.

Agar do’a yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah sang maha pengasih, sebagaimana kita meminta kepada orang tua kita harus ada adab dan etika dalam berdo’a dan meminta. Coba bayangkan jika kita meminta baju baru kepada orang tua dengan nada yang tinggi dan muka masam, atau dengan sikap yang tidak sopan, pastilah orang tua tidak akan memberinya, apalagi jika kita meminta kepada Allah.

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (55) وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (56)
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Dari surat al-A’raf ayat 55-56 di atas Allah menjelaskan tentang adab berdo’a, bahwa berdo’a harus dengan suara lemah lembut karena Allah maha mendengar. Berdo’a dengan berbisikpun Allah sudah mendengar apa yang kita minta, bahkan apa yang belum kita ucapkanpun Allah maha tahu, maka janganlah kita berdo’a dengan suara lantang hingga orang lain terganggu dengan cara kita berdo’a. Apalagi jika berdo’a yang seharusnya menjadi satu ibadah dan momen romantis kita dengan Allah justru menjadi suatu hal yang meresahkan dan mengganggu orang lain. Sebagai seorang hamba hendaknya kita selalu merendahkan diri di hadapan sang Pencipta, begitu juga saat berdo’a. Manusia hanyalah makhluk lemah yang Allah ciptakan untuk mengemban amanah yang Allah berikan, tanpa izinNya manusia tak akan mampu berbuat apa-apa, maka dari itu Allah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa meminta dan bergantung kepadaNya. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang mampu menandingi Allah. Kita juga harus sadar bahwa harta, tahta, dan anak-anak yang dimiliki manusia di dunia ini hanyalah titipan Allah yang suatu saat nanti mungkin akan diambil kembali oleh Allah jika Ia berkehendak, maka manusia haruslah selalu merasa rendah diri di hadapan Allah.

Nah, bagaimana dengan do’a-do’a yang kita panjatkan pada akun-akun media social seperti facebook dan lain sebagainya? kebiasaan berdo’a seperti ini ternyata memiliki kesamaan dengan tradisi berdo’a ala kaum Yahudi. Mereka memiliki tembok yang bernama tembok ratapan, pada tembok itu mereka akan menumpahkan keluh kesah mereka, meminta apa yang menjadi keinginan mereka dan mereka akan menangis bahkan membentur-benturkan kepala mereka pada tembok ratapan tersebut.

Jika kita sebagai seorang muslim juga melakukan hal yang sama yaitu dengan membagikan status-status yang berisi do’a-do’a dan keluh kesah kita kepada Allah, maka sama saja kita mengikuti kebiasaan dan tradisi kaum Yahudi, padahal rasulullah telah menjelaskan bahwa seseorang yang menyerupai suatu kaum mereka termasuk pada golongan kaum tersebut.

Jadi sebagai seorang muslim seharusnya kita memanfaatkan sarana yang telah Allah berikan kepada kita. Sholat adalah sarana berdo’a dan mengajukan permohonan-permohonan kita kepada Allah, sholat adalah tempat terindah kita untuk berkomunikasi dengan sang Pencipta, maka mari kita selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara-cara indah yang telah Allah persiapkan untuk hamba-hambaNya. 
oleh: Dzakia Rifqi Amalia

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين



Tempat Terindah Untuk Berdo’a Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown