Bismillahirrohmanirrohim...
Insya Allah Hikmah Kata kali ini akan memposting artikel mengenai wanita. Semoga artikel yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sumpah serapah sangat tidak wajar keluar dari mulut seorang ibu sejati. Apalagi yang disumpahinya itu adalah anak sendiri. Bisa dibayangkan keburukan sifat yang tergambar saat mendengar seorang ibu yang menyumpahi anaknya, sebandel apapun anaknya itu.
Memang harus diakui bahwa mengurus serta mendidik anak, memerlukan ketelatenan dan kesabaran yang luar biasa. Kesabaran yang dimaksud ini adalah bisa menahan diri dari main pukul, sumpah serapah atas semua tingkah laku anak, baik yang buruk maupun yang baik.
Di sisi lain, harus disadari pula bahwa siapapun dia, jika ia adalah seorang anak di bawah umur, tentu lebih banyak memerlukan bimbingan dan arahan. Pun seandainya ia berbuat yang kurang berkenan di hati ibunya, bukan sumpah serapah yang berhak diterimanya. Namun justru belaian tangan ibu yang disertai ucapan lembut sebuah nasehat, tentang keburukan sikapnya. Sebab apapun nasab seorang anak, bernasab mulia atau biasa, keturunan orang baik-baik, bahkan seorang kyai atau keturunan orang fasik, tentu tidak bisa disuruh untuk berbuat yang serba manis, serba menyenangkan hati orang tua. Dengan bertambahnya pengetahuan anak, akan bertambah pula pola tingkahnya. Secara psikologis, itu justru harus disyukuri, sebab ada perkembangan dari segi kematangan mentalnya.
Untuk itulah, seorang ibu sebenarnya sangat 'pamali' menggunakan mulutnya untuk mengata-ngatai atau bahkan menyumpahi anak. Ingat! Bahwa baik buruk ucapan ibu terhadap anak kandungnya, itu merupakan doa yang mustajab. Merujuk pada hal di atas, tak salah jika Rasulullah saw. melarang para ibu untuk menyumpahi anak-anaknya karena dikhawatirkan sumpahnya itu terkabul pada saat pengucapan sumpah itu. Karena ridho Allah swt. terletak pada ridho orang tua. Hal itu telah diterangkan dalam sebuah hadits Rasulullah saw. yang diriwayatkan Jabir: "Janganlah kalian menyumpahi diri kalian dan jangan pula menyumpahi diri anak-anak kalian dan harta kalian, kalian tidak mengetahui saat permintaan (doa) dikabulkan sehingga Allah swt. akan mengabulkan sumpah itu."
Di mana saja, seorang wanita yang dengan ringannya sering mengata-ngatai anak dengan ucapan-ucapan yang kasar, tentu akan mendapatkan penilaian yang 'kurang' dari orang lain. Hanya wanita-wanita yang berhati keras dan berlidah kasar saja yang tega menyumpahi anaknya dengan kata-kata kotor. Mentang-mentang menjadi orang tua, ia bisa seenaknya mengeluarkan sumpah serapah, tanpa beban moral sedikit pun. Mengeluarkan kata-kata kotor pada anak sama dengan memberi contoh yang buruk pada anak. Dan suatu saat ucapan kotor yang keluar dari mulut ibunya itu akan ditiru dan diumpanbalikkan kepada orang lain, kepada orang tuanya sendiri atau kepada anak-anaknya kelak, sebagai ajang balas dendam. Maka bisa kita saksikan, jika ada seorang anak yang suka mengeluarkan omongan-omongan kasar dan kotor, lihat saja bagaimana ayah dan ibunya dalam berperilaku di tengah masyarakatnya. Sebab tingkah laku anak adalah cermin didikan orang tua.
Illustration from image Google |
Demikianlah, kesabaran dan ketelatenan memang benar-benar menjadi tuntunan seorang ibu dalam berakhlak. Sabar dalam mendidik dan mengurus anak, yakni menahan diri dari mengeluarkan sumpah serapah di kala anaknya sedang menggoda dengan sikap-sikap yang menjengkelkan. Meskipun hanya mengurus anak-anak yang dilahirkan dari rahimnya sendiri, jika tidak dilandasi dengan iman dan takwa yang benar-benar kuat, dikhawatirkan dengan sadar atau tidak, akan mengeluarkan ucapan sumpah serapah kepada anaknya di saat dia sedang dilanda emosi.
Sudah banyak kasus dari keluarga yang ibunya atau bahkan ibu dan bapaknya bermulut kasar, suka mengata-ngatai anak dan menghukum anak dengan tingkat kesalahan yang tidak seimbang, dalam perkembangan selanjutnya membuat mental anak menjadi apati, kurang PD, tertutup, pemurung dan berbagai dampak buruk yang semula tidak diperhitungkan sama sekali.
Siapa saja wanita yang ingin menjadi ibu sejati yang bermartabat, selayaknya ia tidak memperturutkan nafsu emosinya, sehingga terlontarlah kata-kata yang kurang sedap didengar telinga sehat.
Semoga bermanfaat dan kesempurnaan hanyalah milik Allah swt.
*) Dari berbagai sumber.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
saya jg sampai heran mentang2 orang tua yg katanya surga ada di tlapak kakinya,bisa dg enak menyumpahi,memaki,menghina anak kandungnya sendiri.itukah yg disebut dg orang tua khususnya ibu.astagfirullah. . .
BalasHapusjd knapa harus ada sbutan anak durhaka,
knpa tidak ada sebutan ibu durhaka...????
Ya, karena ini adalah fenomena modernisme dan dijaman nabi dahulu tidak ada contoh kasus seperti ini. Sang Ibu lebih memilih kariernya sendiri dan tidak telaten menghadapi kenakalan sang buah hati. Akhirnya muncul makian-makian dan kata-kata kasar terhadap anaknya. ALHAMDULILLAH
BalasHapusNaudzubillah, saya puya mertua yang selalu suka menyumpah anak nya sendiri, saya sempat mau nitip pesan sm istri biar ngobrol sambil nyentil masalah agama biar jangan main sumpah2 sama anak nya,,, eh malah istri nya bilang " keluarga kami sudah biasa nyumpahin anak" mudah2 an nanti kalau punya anak istri saya tidak demikian ya....
BalasHapus