Kedudukan Akal dan Wahyu dalam Islam


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Bismillahirrohmanirrohim...

Kali ini Hikmah Kata -insya Allah- akan membahas artikel singkat mengenai Kedudukan Akal dan Wahyu dalam Islam. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Menurut pemahaman para filosof Islam akal mengandung arti daya untuk memperoleh pengetahuan, membuat seseorang dapat membedakan antara dirinya dengan benda lain dan antara benda-benda satu dari yang lain. Di samping memiliki kemampuan yang bersifat konkrit, ala dapat mengabstrakkan benda-benda yang dianggap panca indra, atau benda-benda konkrit bahkan membedakan antara kebaikan dan keburukan atau mempunyai fungsi moral.

Akal dalam pengertian Islam adalah daya berpikir yang terdapat dalam jiwa manusia; daya, yang memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Pengertian inilah yang dikontraskan dengan wahyu yang membawa pengetahuan dari luar diri manusia.

Akal menjadi faktor utama yang menempatkan manusia pada kedudukan yang lebih mulia dibandingkan makhluk Allah lainnya. Dengan akal, manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga terwujud kebudayaan.

Alquran menempatkan akal pada posisi penting dengan banyaknya ayat yang mendorong manusia menggunakan akalnya dalam berbagai ungkapan antara lain dengan menggunakan kata madzara, tadabbara, tafakkara, faqiha, tadzakkara, fahima, dan sebagainya. Ungkapan-ungkapan tersebut mengandung isyarat penempatan akal sebagai faktor yang penting dalam kehidupan seorang muslim. Bahkan hadits Nabi menyebutkan kaitan agama dengan akal yang artinya:

"Agama adalah penggunaan akal, tiada agama bagi orang yang tidak berakal."

Akal membawa manusia kepada posisi subyek di tengah alam semesta dan menempatkannya sebagai penguasa (khalifah) yang mampu mengelola dan mendayagunakan alam.

Wahyu berasal dari bahasa Arab al-wahy, artinya suara, api dan kecepatan, bisikan, isyarat dan tulisan. Juga berarti pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat. Pemberitahuan dimaksud datang dari luar diri manusia, yaitu Tuhan. Dengan demikian, wahyu diartikan penyampaian sabda Tuhan kepada pilihannya agar diteruskan kepada umat manusia untuk dijadikan pegangan hidup. Berbeda dengan akal yang membawa pengetahuan dari dalam diri manusia sendiri, wahyu membawa pengetahuan dari luar diri, yaitu dari Tuhan.
Kedudukan Akal dan Wahyu dalam Islam
Illustration from image Google
Wahyu turun kepada nabi-nabi melalui tiga cara, yaitu dimasukkan langsung ke dalam hati dalam bentuk ilham, dari belakang tabir, dan melalui utusan dalam bentuk malaikat. Hal ini diungkapkan dalam firman Allah swt. surah Asyura ayat 42 yang artinya:

"Tidak terjadi bahwa Allah berbicara kepada manusia kecuali dengan wahyu, atau dari belakang tabir, atau dengan mengirimkan seorang utusan, untuk mewahyukan apa yang Ia kehendaki dengan seizin-Nya. Sungguh Ia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana."

Wahyu yang turun kepada Nabi Muhammad saw. melalui cara yang ketiga, yaitu melalui utusan dalam bentuk malaikat Jibril.

Menurut filsafat Islam (Ibnu Sina), akal manusia pada saat tertentu dapat mencapai tingkat perolehan (akal mustafad), yaitu akal tertinggi yang dapat mencapai alam immateri yaitu Jibril. Tetapi kemampuan seperti ini hanya dimiliki oleh nabi-nabi, karena nabi dianugerahi Tuhan akal yang memiliki daya tangkap luar biasa sehingga tanpa latihan ia dapat berkomunikasi dengan Jibril. Akal tersebut mempunyai kekuatan suci yang diberi nama hads atau suci. Akal yang memiliki kekuatan suci itu yang membuat nabi dapat berkomunikasi dengan utusan Tuhan.

Akal memiliki kedudukan yang penting dalam ajaran Islam, bahkan dijadikan sebagai dasar dan sumber hukum setelah alquran dan hadits. Akal sebagai dasar disebut ar-ra'yu yang dilakukan melalui ijtihad.

Dorongan penggunaan akal dalam Islam melahirkan kemajuan peradaban Islam dalam berbagai bidang terutama perkembangannya kajian-kajian ilmu pengetahuan dan filsafat serta ilmu-ilmu keislaman, seperti tafsir, fikih, dan sebagainya.

Semoga bermanfaat dan kesempurnaan hanyalah milik Allah swt.

*) Dari berbagai sumber.

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين



Kedudukan Akal dan Wahyu dalam Islam Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Anonim

0 comments:

Posting Komentar