Allah
SWT sebagai pencipta yang paling sempurna telah menganugerahkan kepada manusia
berbagai macam kenikmatan, salah satunya adalah lisan. Ia menciptakan lisan
sebagai ujian untuk manusia, apakah ia bisa mempergunakannya dengan baik atau
tidak. Lisan dan ucapan yang bersumber dari lidah tak bertulang ini tak jarang
menjadi sumber permasalahan yang rumit, bahkan masalah besar dapat tercipta
dari lahirnya kata-kata tak bertanggung jawab. Baginda Rasullullah telah
bersabda dalam suatu sabda beliau.
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذ جاره (متفق عليه)يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه و من كان
Artinya:
Rasulullah SAW bersabda:”Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya, dan barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan
tamunya.”(HR.Bukhari dan Muslim)
Sabda beliau di atas
menginstruksikan kepada kita sebagai umatnya untuk berakhlak yang baik,
termasuk menjaga lisan kita. Beliau mengatakan bahwa seseorang tidak akan
beriman hingga ia mampu berkata baik atau lebih baik diam. Yang dimaksud dengan
“beriman kepada Allah dan hari akhir” dalam hadits tersebut adalah
seseorang yang memiliki keimanan yang sempurna, jadi yang dimaksud bukanlah
orang yang tidak menjaga akhlak seperti yang Nabi ajarkan maka ia tidak
beriman, bukan seperti itu. Seseorang yang memiliki keimanan yang sempurna
pasti akan selalu menjaga akhlak dan segala perilakunya demi mendapatkan ridha
dari Allah SWT.
Sebagai seorang muslim kita harus
selalu berusaha untuk menjaga lisan dan ucapan kita, sebab dari lisan dapat
tumbuh berbagai dampak positif maupun negatif. Jika kita mampu mempergunakan
lisan dengan sebaik-baiknya, yaitu untuk berbicara kata-kata yang baik saja,
maka pastilah hal-hal positif yang akan tumbuh darinya, namun sebaliknya. Jika
kita tidak bisa menjaga lisan dan ucapan kita, justru mempergunakannya untuk
mencaci dan memaki orang lain, maka pasti hal-hal buruk yang akan tumbuh
darinya. Permusuhan dan berbagai konflik juga bisa dipicu dari lisan yang tidak
terkontrol. Coba kita pergunakan lisan yang telah Allah berikan ini sebagai
sarana untuk kita mendakwahkan kemuliaan islam dan keagungan sang pencipta,
pastilah kedamaian dan ketenangan akan terjaga di dunia ini.
Perkataan adalah sebagian dari do’a,
seseorang yang berkata-kata baik dan berprasangka baik dengan Allah pasti ia
akan memperoleh kebaikan pula. Jika perkataan adalah sebagian dari do’a maka
hendaknya kita selaluberhati-hati dalam menjaga lisan kita agar tidak
melahirkan perkataan-perkataan atau do’a-do’a buruk yang didengar oleh malaikat
danakan dikabulkan oleh Allah. Maka sebagai seorang muslim yang baik hendaknya
kita selalu berkata-kata yang baik dan lebih baik diam jika tidak mampu berkata
yang baik. Mari kita berusaha untuk mensyukuri nikmat Allah dengan
mempergunakan nikmat tersebut dengan sebaik mungkin. Semoga kita termasuk ke
dalam golongan orang-orang yang selalu menjaga lisannya.
Aaamiin.
Wallahu’alam.
Oleh : Dzakia Rifqi Amalia
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين