Umat Islam percaya bahwasanya Nabi Isa as adalah seorang Nabi yang diutus
oleh Allah dengan kitab Injil untuk menyampaikan risalah dan wahyu kepada umat
Nasrani. Sedangkan saat ini umat Nasrani sendiri beranggapan bahwa Isa adalah Allah maupun sebutan anak Allah. Sebuah kepercayaan yang tidak mungkin diterima akal sehat begitu juga
tidak diterima oleh fitrah kemanusiaan yang normal.
Allah swt berfirman dalam surat
al-maidah ayat 75 yang artinya: "al-Masih
putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu
sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya
biasa memakan makanan... ". Ayat ini membuktikan, bahwa Isa adalah yang diciptakan, yang telah
dikandung ibunya sebagaimana layaknya wanita mengandung anak, kemudian Isa
dilahirkan setelah ibunya merasakan sakit dan tanda-tanda ingin melahirkan. Hal
itu disebutkan dalam surat maryam ayat 23 yang artinya "Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia
(besandar) pada pangkal pohon kurma. .. " Kemudian nabi Isa membutuhkan ayunan/buaian sewaktu kecil
sebagaimana layaknya anak-anak biasa, dan sebagai pertanda dari kekuasaan
Allah, nabi Isa dapat bicara sewaktu bayi, sebagaimana termaktub dalam
al-Quran: "dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian.. . ".
Nabi Isa terlahir dari seorang wanita suci lagi menjaga kehormatanya, yaitu
Maryam. Dalam surat al-anbiya’ ayat 91 Allah berfirman yang artinya : "Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara
kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami
jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam”.
Dan firman Allah yang artinya: "maka ia mengadakan tabir (yang malindunginya) dari mereka, lalu Kami
mengutus ruh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk)
manusia yang sempuma".
Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa". la
(Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu,
untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci. "
Ibnu Katsir menulis keterangan
dari ulama salaf dalam kitab tafsirnya sebagai berikut: Ruh yang dimaksud dalam
ayat itu adalah Jibril as. Singkatnya Jibril as. datang menemui Maryam dengan
menyamar sebagai manusia (laki-laki) agar Maryam dapat melakukan dialog. Maryam
takut kepada Jibril dan ia menyangka Jibril menginginkan dirinya. Lalu Maryam
memohon perlindungan dan mengingatkan Jibril kalau memang Jibril mau berhenti
karena takut kepada Allah. Kemudian Jibril menjelaskan kepada Maryam bahwa
dirinya adalah utusan Tuhan, dan ia akan menyerahkan kepada Maryam seorang anak
yang suci. Maryam tidak percaya ia akan melahirkan anak laki-laki sementara
dirinya tidak pernah disentuh oleh laki-laki manapun, dan ia akui bahwa dirinya
juga bukan pelacur. Setelah itu, malaikat Jibril menjelaskan bahwa hal itu
gampang dan mudah bagi Allah seperti halnya penciptaan Adam dari tanah dan penciptaan
Hawa dari jenis laki-laki (jantan) tanpa ada ibu (jenis betina). Allah akan
menjadikan putranya nanti sebagai ayat (bukti) untuk sekalian umat manusia
serta sebagai tanda-tanda kekuasan-Nya atas segala sesuatu. Akhirnya, Maryam
berserah diri kepada ketentuan dan rencana Allah. Ditiupkanlah oleh Jibril ruh
ke dalam tubuh Maryam melalui bajunya, dan ruh itu sampai ke dalam rahimnya.
Baru setelah itu, Maryam pun mengandung seorang putra dengan seizin Allah.
Kita tidak meragukan, bahwa
dakwah para rasul semuanya berada di satu poros agama, satu akar, yaitu Tauhid
dan Ikhlas beribadah hanya kepada Allah swt. Itulah makna yang dapat ditarik
dari hadits nabi Muhammad saw. "Kami sekalian nabi-nabi adalah saudara
sebapak, agama kami adalah satu. " Maksudnya, seperti perumpamaan beberapa orang
anak dengan sejumlah ibu tapi ayah mereka satu. Saudara seayah dengan ibu yang
berbeda. Mereka sama-sama satu akidah dengan terdapat perbedaan dalam hal
syariat. Sejalan dengan itu, setiap nabi membenarkan nabi atau rasul yang
datang sebelumnya. Maka ayat: "Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi
Bani Israel) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu : Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil..
. " menunjukkan bahwa nabi Isa as. membenarkan hukum Taurat, termasuk ilmu
pengetahuan yang dikandung Taurat, begitu juga nabi Isa mengamalkan kitab suci
tersebut dan menganjurkan penerapannya sekaligus memakainya sebagai kitab
hukum.
Kitab Injil diturunkan kepada Isa as. berisi hidayah dan cahaya, tetapi setelah diangkatnya Isa, dalam
barisan pengikut-pengikutnya terjadi perbedaan-perbedaan pendapat tentang
Injil. Karena itu, terdapat beberapa buah Injil; seperti Injil Matius, Injil
Yohanes dan sebagainya. Sebagaimana diketahui, antara Injil yang satu dengan
yang lain ada keterkaitan, padahal Allah swt hanya menurunkan satu kitab,
berarti berbilangnya kitab Injil setelah nabi Isa menjadi bukti, bahwa sudah
terjadi perubahan dan pemalsuan pada kitab Injil yang asli. Kitab Injil yang
asli adalah yang disebut dalam ayat: "di dalamnya (Injil) terdapat
petunjuk dan cahaya". Adapun kitab-kitab Injil yang ada sekarang sudah
mengalami perubahan dan dipalsukan dari kitab yang diturunkan sebagai pembenar
kitab Taurat yang sebelumnya. Wallahu'alam.
Oleh: Beta
Pujangga Mukti
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين